Tuesday, January 24, 2012

dunia akherat

Seimbangkah dunia dan akherat kita ?

Imam Hasan Al Bashri berkata : “ Demi Allah, sampai – sampai salah seorang dari mereka bisa menimbang - nimbang dirham diatas kukunya kemudian mengabarkan berat timbangannya kepadamu, akan tetapi sholatnya tidak becus ! ”(tafsir Ibnu Katsir 3/99)

Itulah gambaran generasi yang sangat gandrung terhadap dunia, tetapi melalaikan akherat. kalaulah Imam Hasan al Bashri mengatakan seperti itu di zamannya yang masih banyak Ulama dan penuntut Ilmu, maka apa yang akan Beliau katakan di zaman kita sekarang ini? Manusia mengetahui dunianya dengan demikian detail dan rincinya, dapat membuat komputer yang cara kerjanya seperti otak manusia, pesawat dan peralatan canggih lainnya akan tetapi sangat jahil dan dungu terhadap masalah agamanya hingga cara berwudlu’ dan mandi junub aja nggak tahu!!!

Bahkan anehnya mereka menganggap mudah dan remeh agamanya, hingga ia lupa tidak belajar sama sekali tentang agamanya. Dari bangun tidur yang pertama dipikirkan hanya untuk makan, minum, bekerja dan cara bagaimana untuk mendapatkan/memenuhi kebutuhan nafsunya sampai tidur kembali. Dia kerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkap dunianya baik itu dengan waktu, tenaga, pikiran dan tak tersisakan untuk agamanya.

Aggapan yang terbalik
Sebenarnya perkara yang mudah dan remeh adalah perkara dunia ini. Urusan makan, minum dan bagaimana mendapatkannya adalah urusan yang mudah, beda dengan urusan agama. Inilah yang berat dan penting. Ada seorang kawan yang dia tidak lulus SMP tapi dia berusaha menggeluti hobinya yaitu memelihara kambing, maka sekarang dia menjadi juragan kambing. dan bahkan dia memiliki beberapa anak buah yang lulusannya STM, SMU dan sarjana serta beberapa rumah dan mobil. Cukup dengan menggeluti satu bidang dari dunia ini maka kita bisa menjadi sukses didunia. Mudah kan?

Lain halnya dengan perkara agama? akherat tak cukup dengan sholat aja atau zakat aja dengan mengabaikan kewajiban - kewajiban lainnya, tapi harus mengetahui seluruh kewajiban yang dibebankan kepada kita dan mengamalkannya. Ada hak yang harus ditunaikan seperti hak Allah, hak Rasul-Nya, hak orang tua , hak karib kerabat, hak anak, hak istri , hak tetangga dan hak shahabat yang kesemuanya perlu adanya Ilmu untuk mengetahuinya. Maka benarlah perkataan Imam Ahmad: “ Kebutuhan kita terhadap Ilmu lebih banyak daripada kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman”.

Malu terhadap Allah
Untuk urusan dunia yang demikian mudah dan remeh, kita mau bersusah payah terlebih dahulu untuk mempelajarinya bertahun-tahun dari SD – Perguruan tinggi kurang lebih 16 tahun waktu yang demikian panjang, untuk sesuatu (pekerjaan) yang belum tentu kita dapatkan??!! karena terbukti banyak sarjana jadi pengangguran atau bekerja yang tak sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Tapi untuk urusan Surga yang katanya kalian sangat mengharapkan dapat memasukinya tapi tak ada waktu untuk mempelajarinya?? Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah. Apakah kalian enggak malu Pada Allah? belum dari sisi biaya, berapa banyak biaya yang kalian keluarkan untuk belajar dari SD hingga perguruan tinggi? Akan tetapi berapa biaya yang telah kalian keluarkan untuk agama ini? Coba bandingkan wahai saudaraku? Berapa waktu yang kalian gunakan untuk membaca Koran, tabloid, majalah dan sesuatu yang tidak bermanfa’at lainnya? apakah itu sama waktunya untuk membaca Al qur’an, Hadits dan buku-buku agama? katanya berslogan (Akherat dan dunia itu harus seimbang) terus kapan kalian seimbangkan biaya, waktu, perhatian dan tenaga kalian dalam akherat dan dunia? Apa nggak malu kalian terhadap Allah?

Mulailah sekarang
Langkah waktu untuk duduk di majelis ilmu, membacaAlqur’an, Kitab-kitab hadits, buku-buku dan majalah agama. kalau tidak diluangkan dari sekarang maka kesibukan kita tidak kan pernah ada habisnya.

Muliakan ilmu dan ahlinya, maka kalian akan dimuliakan

Allah ta’ala berfirman: “dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” QS Hud 6

Buletin jum’at SABILUL MU’MININ

No comments:

Post a Comment