Saturday, January 28, 2012

belajar tajwid

berikut ini ada software tajwid..bagi anda yang masih belajar tajwid,software ini sangat bagus,karena simple dan mudah untuk dipahami,bagi yang berminat silahkan download software tajwid gratis disini,semoga bermanfaat

Friday, January 27, 2012

subhanallah,meninggal saat sujud

sholat tahajud

“ KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD ”

Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakansholat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT.
Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :
“ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”
(QS : Al-Isro’ : 79)
Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan .
Sahabat Abdullah bin
Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda :
“ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )
Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )
Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)
Bersabda Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )
Nabi SAW bersabda lagi :
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :
1) 2 raka’at shalat Iftitah.
2) 8 raka’at shalat Tahajud.
3) 3 raka’at shalat witir.
Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya
disiram air.” (HR Abu Daud)
Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)
Keutamaan Shalat Tahajud :
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
Dikutip dari karya H. Sunaryo A.Y.

sholat subuh

CARA MENJAGA SHOLAT SUBUH
1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5. Carilah kawan yang baik (shalih)
6. Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.
Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَفْضُلُ صَلَاةُ الْجَمِيعِ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا, وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Shalat berjama’ah lebih utama dibanding shalatnya salah seorang dari kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” Abu Hurairah kemudian berkata, “Jika mau silakan baca, “Sesungguhnya bacaan (shalat) fajar disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. Al Israa: 78). (HR. Al-Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)
Usman bin Affan berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
Jundab bin Abdillah Al-Qasri berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

Penjelasan ringkas:
Shalat subuh merupakan shalat yang agung lagi disaksikan. Disaksikan oleh para malaikat yang bertugas di malam hari dan yang bertugas di siang hari, karena pada saat shalat subuh itulah mereka bergantian, malakait malam naik ke langit dan malaikat siang turun ke bumi. Barangsiapa yang mengerjakannya secara berjamaah -dengan syarat dia juga mengerjakan shalat isya secara berjamaah- maka sungguh seakan-akan dia telah shalat semalam suntuk. Dan orang yang mengerjakan shalat subuh maka dia berada dalam tanggungan, jaminan, dan penjagaan dari Allah. Dialah yang akan mengambilkan haknya dari orang lain yang telah melanggar haknya dengan kezhaliman.
Semua keutamaan di atas hanya pantas didapatkan oleh seorang mukmin sejati. Karenanya shalat yang paling berat atas orang munafik adalah shalat subuh ini, karena mereka tidak pantas untuk mendapatkan semua keutamaan di atas.

Tuesday, January 24, 2012

Al-Kautsar


sumber :youtube

An-Nashr


sumber:youtube

Al-kaafiruun


sumber:youtube

Al-Ikhlas


sumber:youtube

sumber:youtube

Al-Falaq


sumber:youtube

Al-Fatihah


sumber:youtube

Miracle of Allah


sumber:youtube
Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang niembasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng. .sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk nenjadi istri yang penuh perhatian, santun dalarn bicara, lulus dalarn memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalarn menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit karena cubitannya yanq bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sarnpai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istn Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan

Alhasil, ada yang harus kita benahi dalarn jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk mengucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelurn mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada air mata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. "Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagairnana kita menunaikan amanah dari-Nya kah kita mengabaikannya sehingga gurat-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri. Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya
Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda

dunia akherat

Seimbangkah dunia dan akherat kita ?

Imam Hasan Al Bashri berkata : “ Demi Allah, sampai – sampai salah seorang dari mereka bisa menimbang - nimbang dirham diatas kukunya kemudian mengabarkan berat timbangannya kepadamu, akan tetapi sholatnya tidak becus ! ”(tafsir Ibnu Katsir 3/99)

Itulah gambaran generasi yang sangat gandrung terhadap dunia, tetapi melalaikan akherat. kalaulah Imam Hasan al Bashri mengatakan seperti itu di zamannya yang masih banyak Ulama dan penuntut Ilmu, maka apa yang akan Beliau katakan di zaman kita sekarang ini? Manusia mengetahui dunianya dengan demikian detail dan rincinya, dapat membuat komputer yang cara kerjanya seperti otak manusia, pesawat dan peralatan canggih lainnya akan tetapi sangat jahil dan dungu terhadap masalah agamanya hingga cara berwudlu’ dan mandi junub aja nggak tahu!!!

Bahkan anehnya mereka menganggap mudah dan remeh agamanya, hingga ia lupa tidak belajar sama sekali tentang agamanya. Dari bangun tidur yang pertama dipikirkan hanya untuk makan, minum, bekerja dan cara bagaimana untuk mendapatkan/memenuhi kebutuhan nafsunya sampai tidur kembali. Dia kerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkap dunianya baik itu dengan waktu, tenaga, pikiran dan tak tersisakan untuk agamanya.

Aggapan yang terbalik
Sebenarnya perkara yang mudah dan remeh adalah perkara dunia ini. Urusan makan, minum dan bagaimana mendapatkannya adalah urusan yang mudah, beda dengan urusan agama. Inilah yang berat dan penting. Ada seorang kawan yang dia tidak lulus SMP tapi dia berusaha menggeluti hobinya yaitu memelihara kambing, maka sekarang dia menjadi juragan kambing. dan bahkan dia memiliki beberapa anak buah yang lulusannya STM, SMU dan sarjana serta beberapa rumah dan mobil. Cukup dengan menggeluti satu bidang dari dunia ini maka kita bisa menjadi sukses didunia. Mudah kan?

Lain halnya dengan perkara agama? akherat tak cukup dengan sholat aja atau zakat aja dengan mengabaikan kewajiban - kewajiban lainnya, tapi harus mengetahui seluruh kewajiban yang dibebankan kepada kita dan mengamalkannya. Ada hak yang harus ditunaikan seperti hak Allah, hak Rasul-Nya, hak orang tua , hak karib kerabat, hak anak, hak istri , hak tetangga dan hak shahabat yang kesemuanya perlu adanya Ilmu untuk mengetahuinya. Maka benarlah perkataan Imam Ahmad: “ Kebutuhan kita terhadap Ilmu lebih banyak daripada kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman”.

Malu terhadap Allah
Untuk urusan dunia yang demikian mudah dan remeh, kita mau bersusah payah terlebih dahulu untuk mempelajarinya bertahun-tahun dari SD – Perguruan tinggi kurang lebih 16 tahun waktu yang demikian panjang, untuk sesuatu (pekerjaan) yang belum tentu kita dapatkan??!! karena terbukti banyak sarjana jadi pengangguran atau bekerja yang tak sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Tapi untuk urusan Surga yang katanya kalian sangat mengharapkan dapat memasukinya tapi tak ada waktu untuk mempelajarinya?? Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah. Apakah kalian enggak malu Pada Allah? belum dari sisi biaya, berapa banyak biaya yang kalian keluarkan untuk belajar dari SD hingga perguruan tinggi? Akan tetapi berapa biaya yang telah kalian keluarkan untuk agama ini? Coba bandingkan wahai saudaraku? Berapa waktu yang kalian gunakan untuk membaca Koran, tabloid, majalah dan sesuatu yang tidak bermanfa’at lainnya? apakah itu sama waktunya untuk membaca Al qur’an, Hadits dan buku-buku agama? katanya berslogan (Akherat dan dunia itu harus seimbang) terus kapan kalian seimbangkan biaya, waktu, perhatian dan tenaga kalian dalam akherat dan dunia? Apa nggak malu kalian terhadap Allah?

Mulailah sekarang
Langkah waktu untuk duduk di majelis ilmu, membacaAlqur’an, Kitab-kitab hadits, buku-buku dan majalah agama. kalau tidak diluangkan dari sekarang maka kesibukan kita tidak kan pernah ada habisnya.

Muliakan ilmu dan ahlinya, maka kalian akan dimuliakan

Allah ta’ala berfirman: “dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” QS Hud 6

Buletin jum’at SABILUL MU’MININ

puisi istri kita

Istri Kita

Kang...Mas.. ..Bang.... Pak.....
istri kita rela menjadikan kita sebagai pendampingnya,
walau mungkin ada lelaki lain yang lebih baik sebagai pendamping bagi dia

istri kita rela menghabiskan usianya untuk mendampingi kita,
rela bertambah tua selama mendampingi kita walau mungkin usianya bisa lebih bernilai
dan lebih menyenangkan bila tidak bersama kita

istri kita rela mengisi hari-harinya untuk memperhatikan dan melayani kita,
walau mungkin hari-hari itu, bisa dia gantikan dengan yang lebih
menyenangkan dan menghiburnya

istri kita tersekat ekspresinya gara-gara menjadi pendamping kita
istri kita menghabiskan energi cintanya untuk kita
istri kita rela menggantungkan hidupnya kepada kita
istri kita kehilangan teman dan ruang pergaulannya untuk hanya menjadi teman bergaul kita
bahkan istri kita rela kehilangan namanya di lingkungannya untuk digantikan dengan nama kita

Sementara... .
kita senang bercanda dan tertawa dengan karyawati sekantor kita,
tetapi mahal tersenyum kepada istri kita

kita ramah sekali bercakap dengan kenalan wanita kita,
tetapi bercakap kering seperlunya ketika bicara dengan istri kita

kita sebarkan pandangan dan senyum untuk wanita di luar rumah,
tetapi bermuka masam untuk istri di rumah kita

Apakah arti pernikahan menurutmu wahai para suami ?
apakah pernikahan adalah alat pemenjaraan dimana energi, ekspresi, cinta,
harapan istri diarahkan untuk melayani ego kita sebagai suami ?

sementara kita bebas untuk mereguk segala kesenangan di luar rumah, di luar
kota , bahkan di luar negeri ...
sementara kita puas mereguk ego kita dalam pergaulan, ketenaran, jabatan....

Kang...Mas.. ..Bang.... Pak.....
Istri kita adalah bidadari di rumah kita
Betapa besar cinta dan jasa bidadari itu bagi kita
Balaslah jasanya dengan cinta kita yang penuh kepadanya
ucapkan senantiasa "I Love You" setiap hari untuk menguatkan cintanya, untuk
menguatkan harapannya.. ...
Wahai SUAMI..
renungkanlah

Pernikahan atau perkawinan menyingkap tabir rahasia

Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Tidaklah setabah Fatimah

Justru,
Istrimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi solehah..
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya
Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Istri kiasan ternakan, kamu gembalanya
Istri adalah murid, kamu mursyidnya
Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya

Saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Ketika istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya

Seandai istri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya.

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita,
perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan redho ALLAH SWT
karena Memiliki istri yang tak sehebat mana

Justru
Kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah s.a.w
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
SUAMI dan ISTRI ingatlah:

Mengapa mendambakan istri sehebat Khadijah
Andai diri tidak semulia Rasulullah s.a.w.
Tidak perlu istri secantik Balqis
Andai diri tidak sehebat Sulaiman

Mengapa mengharapkan suami setampan Yusuf
Seandai kasih tak setulus Zulaikha
Tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim
Andai diri tidak sekuat Hajar dan Sarah..

"TERCIPTANYA KITA BUKAN TANPA TUJUAN, PASTI ADA BALASAN DI AKHIR SEMUA INI"
"HIDUP TIDAK MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG KEDUA KALI, MAKA JADIKAN DUNIA INI
UKIRAN AMAL YANG TIDAK TERNILAI "

JANGAN BERLAKU SEPERTI "BUAYA DARAT"
JANGAN COBA2 MENYAKITI / MENGIANATI ISTRI / MENDUAKAN ISTRI *KARENA WANITA INGIN DIMENGERTI*
JANGAN COBA2 BERISTRI LEBIH DARI SATU, JIKA TIDAK MAMPU dan BERLAKU ADIL SESUAI DGN TUNTUNAN AGAMA

Marilah kawan2x …..
Semoga istri kita walau satu menjadi "ISTRI SHOLEHAH", sekalgus menjadi SURGA DUNIA bagi kita. Amiennnnn ya rabbal alamin

bagi yang sudah menikah

Menggapai Mahligai Cinta Melalui Pernikahan Barokah

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,

Berbicara tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau tahu begini nikmat kenapa tidak dari dulu. Menyesal ternyata banyak deritanya. Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya. Rukun nikah yang lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya. Begitu pula dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus diperhatikan.
Bagaimana jika kita belum punya biaya? Harus diyakini bahwa tiap orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki, rezeki wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki itu diambil dengan cara yang barokah atau tidak. Allah tidak menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan tenaga, mustahil Allah tidak memberi rezeki kepada kita.

Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada mendekati zina. Kalau sudah menikah setelah ijab kabul, jangan jadi riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.

Masalah mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang paling bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu, jangan hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah lebih mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Awal nikah jangan membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan Allah. Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah mudah-mudahan lewat kita. Tiga rumus yang harus selalu diingat terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur, kita itu merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung. Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orng yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.

Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan seorang anak.Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya masih saja terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah.
Selalu komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan mendekat kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna. Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-mana. Allah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi pakaian.

Apa yang kita pikirkan Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah, selanjutnya Allah yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk memikirkan yang tidak disuruh oleh Allah bukan yang disuruhNya. Kalau hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut, menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah. Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.

Rekan-rekan Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah. Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut, disimpan di kolong kasur takut dirampok.
Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum, berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?

Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau Allah tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta dihormati, malah Allah akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Yang ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana. Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.

Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita. Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun. Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh dalam pandangan Allah.

Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan menambah amal. Alhamdulillah.

sholat sehat

Manfaat Gerakan Sholat

Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan. Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.

Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan shalat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

TAKBIRATUL IHRAM

Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.

Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK

Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'TIDAL

Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.

Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD

Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.

Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK

Postur: Duduk ada dua macam! , yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.

Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM

Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.

Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala d! an menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dalam.

PACU KECERDASAN

Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah?rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam?diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR

Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN

Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan! pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan
dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot?otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA

Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke-kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

mengaji

Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al Quran (1)
Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
Terjemahan: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Fathiir 35:29-30)
Telah saya sebut dari Usman bin Affan ra, katanya: rasulullah saw bersabda:
Terjemahan: "Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. "
(Riwayat Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari dalam shaihnya)
Diriwayatkan daripada Aisyah ra, katanya: Rasulullah saw bersabda:
Terjemahan: "Orang yang membaca Al-Qur'an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala." (Riwayat Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyaiy An-Nisabury dalam dua kitab Shahih mereka.(Riwayat Bukhari & Muslim).
Ya Allah, karuniakan kepada kami, keluarga kami, keturunan kami, hati yang senantiasa disinari cahaya AlQur'an,amin.

mengaji

Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al Quran (1)
Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
Terjemahan: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Fathiir 35:29-30)
Telah saya sebut dari Usman bin Affan ra, katanya: rasulullah saw bersabda:
Terjemahan: "Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. "
(Riwayat Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari dalam shaihnya)
Diriwayatkan daripada Aisyah ra, katanya: Rasulullah saw bersabda:
Terjemahan: "Orang yang membaca Al-Qur'an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala." (Riwayat Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyaiy An-Nisabury dalam dua kitab Shahih mereka.(Riwayat Bukhari & Muslim).
Ya Allah, karuniakan kepada kami, keluarga kami, keturunan kami, hati yang senantiasa disinari cahaya AlQur'an,amin.

buat para orang tua

Ketika Harus Menghukum Anak

Inilah riwayat Bukhari. Husain, cucu Nabi yang masih kecil ketika itu, mengambil sebiji kurma sedekah. Ia masukkan ke dalam mulutnya. Begitu mengetahui, Nabi Saw. segera mengeluarkan kurma itu dari mulut cucunya. Haram bagi keluarga Nabi makan sedekah. Karenanya, Nabi Saw. segera bertindak agar tak ada harta haram yang tertelan oleh cucunya.

Kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari ini mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal. Di dalamnya ada pelajaran tentang kehati-hatian dalam memakan harta agar tak terjatuh dalam dosa dan syubhat. Di dalamnya ada pelajaran tentang tarbiyah; seorang anak perlu belajar menjauhi yang haram meskipun perbuatan mereka belum dihisab, sehingga tak ada dosa bagi mereka. Di dalamnya juga terdapat contoh tentang ketegasan. Nabi adalah orang yang paling sayang kepada anak-anak dan cucunya. Tetapi besarnya kasih-sayang, tidak menghalangi Nabi SAW. untuk menunjukkan ketegasannya.

Kisah tentang kurma ini hanyalah satu di antara sekian banyak hadis yang menceritakan kepada kita tentang bagaimana Nabi Saww. mendidik anak. Sepanjang yang mampu saya pahami, ada perbedaan cara dalam menyikapi perilaku anak. Nabi Saww. melarang orangtua memarahi anak yang memecahkan piring karena segala sesuatu ada ajalnya, termasuk piring. Nabi Saw. juga pernah menegur sahabat yang melarang anak kecil bermain pasir. Ketika Ummu Al-Fadhl merenggut anaknya secara kasar karena pipis di dada Nabi Saw., dengan tegas beliau menegur, sakaian yang kotor ini dapat dibersihkan dengan air. Tetapi apa yang dapat menghilangkan
kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar??
Sejauh kesalahan itu tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau berhubungan dengan halal dan haram, Nabi Saw. menunjukkan sikap yang lunak. Tetapi Nabi Saw. segera mengambil sikap yang tegas ketika itu menyangkut hak orang lain. Besarnya penghormatan Nabi Saw. terhadap hak,
tampak semakin jelas bila kita mengingat satu peristiwa yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim:

Dari Sahl bin SaŽÅd r.a., Rasulullah Saw. pernah disuguhi minuman. Beliau meminumnya sedikit. Di sebelah kanan beliau, ada seorang anak kecil dan di sebelah kiri duduk para orangtua. Beliau bertanya kepada anak kecil itu, apakah engkau rela jika minuman ini aku berikan kepada mereka??Anak kecil itu menjawab, aku tidak rela, ya Rasul Allah, demi Allah, aku tidak akan memperkenankan siapa pun merebut bagianku darimu.?Rasulullah Saw. meletakkan minuman itu ke tangan anak kecil tersebut.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Jika Rasulullah Saw. memberi penghormatan kepada hak anak yang masih kecil sekalipun, kita justru sangat sering mengabaikannya dengan alas an mendidik mereka untuk menjadi dermawan. Kita sering merampas hak-hak mereka. Mereka memang mau memberi, tetapi bukan karena dorongan dalam hati, melainkan karena tak kuasa menghadapi desakan orangtua. Mereka mengalah karena tak berdaya, sehingga saat mereka beranjak dewasa, kita dikejutkan oleh sikap mereka yang keras kepala, mau menang sendiri, dan tidak mau peduli dengan orang lain.
Khairul kalam kalamullah, khairul huda huda Muhammad. Sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad Saw..

Di balik penghormatan Nabi Saw. kepada hak anak, ternyata ada kebaikan yang sangat besar. Ketika hak mereka dijaga, mereka akan belajar menemukan rasa aman. Mereka juga belajar menghormati hak orang lain. Inilah jalan yang memudahkan mereka untuk mengalah secara sadar dengan memberikan haknya kepada orang lain. Dan sejarah telah mengajarkan kepada kita, generasi didikan Nabilah yang benar-benar memiliki akhlak menakjubkan. Bukan generasi kita, ketika psikologi dan ilmu pendidikan berkembang luar biasa.

Ya Allah? alangkah beringasnya kita kepada anak, padahal kita mengaku ummat Muhammad. Hanya karena lupa baca basmalah ketika makan, seorang bapak memukul tangan anaknya keras-keras. Ia menghukum karena tidak ingin anaknya menyepelekan agama, tetapi ia lupa bahwa sikap seperti itu dapat menyebabkan anak menyimpan anggapan yang buruk kepada agamanya.
Padahal agama sendiri telah memberi kemudahan. Kalau lupa baca basmalah, cukuplah kita membaca, eismillahi awaluhu wal akhiruhu.?
Bercermin pada Nabi, kita perlu memilah cara bersikap kepada anak. Inilah bagian tersulit yang saya rasakan. Terlebih jika kita terbiasa bertindak impulsif dalam menyikapi perilaku anak, terutama perilaku yang kita anggap sebagai kenakalan. Padahal sikap selektif yang konsisten
dalam menghukum anak, merupakan kunci agar tindakan kita benar-benar efektif. Memberi hukuman kepada anak dalam bentuk yang sama dengan tingkat yang sama pula untuk setiap bentuk kesalahan, justru dapat membuat hukuman tidak efektif. Apalagi kalau kita menghukum anak tanpa ada tolok ukur yang jelas. Berat ringannya hukuman semata-mata berdasarkan suasana hati kita.

Alhasil, persoalannya terletak pada bagaimana kita memberi hukuman. Menghukum dengan cara yang tidak tepat, bisa membuat anak merasa dilecehkan. Anak merasa orangtua sewenang-wenang, kejam, seenaknya sendiri dan sejumlah perasaan negatif lainnya. Anak bisa merasa dibeda-bedakan dengan saudaranya yang lain. Akibat lain dari hukuman yang tidak tepat, anak bisa menjadi minder, penakut atau bahkan pengecut. Tetapi mendidik anak tanpa aturan yang harus dihormati, bisa membuat anak tidak mampu mengendalikan diri. Mereka bisa menjadi pribadi a-sosial; pribadi yang tidak mampu bermasyarakat.

Apa saja yang perlu kita perhatikan ketika harus memberi hukuman pada anak? Wallahu AŽÐam bishawab. Selebihnya ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan. Pertama, menghukum anak bukan sebagai luapan emosi, apalagi sebagai pelampiasan rasa jengkel karena perilaku mereka yang memusingkan kepala. Segala sesuatu berawal dari niat. Tampaknya sepele, tetapi yang sepele ini mempengaruhi sikap kita, dan cara kita bersikap akan mempengaruhi penerimaan anak. Selain itu, dengan senantiasa belajar membenahi niat kita dalam menghukum anak, perilaku kita lebih terkendali. Kalau kita masih terbiasa bertindak impulsif, sekurangnya emosi kita akan lebih mudah reda. Kita lebih cepat menyadari kekeliruan kita dalam menghadapi anak.

Kedua, menghukum merupakan tindakan mendidik agar anak memiliki sikap yang baik. Artinya, hal terpenting dalam menghukum adalah anak mengerti apa yang seharusnya dilakukan dan memahami apa yang menyebabkan dia dihukum. Jika anak menyadari kesalahannya dan memperbaiki sikapnya, orangtua perlu memberi umpan balik yang positif. Tidak layak orangtua terus memberi tekanan mental kepada anak, padahal mereka telah menunjukkan penyesalan. Sebaliknya, yang perlu kita berikan adalah dukungan dan penerimaan yang tulus.

Ketiga, tindakan memberi hukuman kepada anak adalah dalam rangka mengajari anak bahwa setiap perbuatan mempunyai konsekuensi. Orangtua menghukum anak bukan karena marah atau membalaskan kejengkelan. Juga bukan untuk mempermalukan anak. Yang disebut terakhir ini perlu saya garis bawahi. Sering saya jumpai orangtua menghukum anak dengan cara mempermalukan, bahkan ketika anaknya masih belum genap berusia tiga tahun. Lebih menyedih-kan lagi, terkadang orangtua tidak puas hanya dengan mempermalukan di hadapan teman dan tetangga. Orangtua bahkan mengolok-olok anak tanpa rasa bersalah sedikit pun. Padahal, inilah yang menghancurkan citra diri dan harga diri anak.

Apa yang terjadi jika anak merasa hukuman itu untuk mempermalukan dirinya? Ada beberapa kemungkinan. Boleh jadi anak berusaha untuk melakukan tindakan serupa. Anak mempermalukan orangtua. Boleh jadi anak belajar menjadi pemberontak. Mereka merasa senang apabila bisa membuat orangtuanya marah. Atau boleh jadi sebaliknya, anak merasa minder. Anak merasa dirinya tidak berharga.

Nah, kita akan mudah terpancing memberi hukuman yang mempermalukan anak apabila niat kita tidak kokoh. Karena itu, suami-istri perlu bekerja sama untuk terus-menerus membenahi niat. Ya, terus-menerus. Tanpa niat yang jernih, emosi bisa berapi-api tanpa terkendali. Kemarahan bisa meledak. Dalam keadaan demikian, kita mudah lupa terhadap niat awal membesarkan anak. Alhasil, keduanya saling berkait. Niat mempengaruhi emosi, dan sebaliknya emosi mempengaruhi niat. Lagi-lagi, butuh kerja-sama yang terus-menerus antara suami dan istri untuk senantiasa menata niat.

Saya mohon maaf jika harus mengulang-ulang masalah niat. Saya merasa perlu menegaskan hal ini karena saya melihat masalah niat memiliki pengaruh yang kuat. Niat bisa membawa dampak yang besar. Sayangnya, kita amat sering lupa.

Keempat, hukumlah anak, tetapi jangan sakiti dia. Acapkali kita bermaksud menghukum anak, tetapi yang terjadi sebenarnya adalah menyakiti hati anak. Kita memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya mati kutu. Atau, kita menghujani anak dengan ancaman-ancaman yang menakutkan, meskipun anak sudah menunjukkan iktikad baik. Lebih tragis, kalimat-kalimat menyakitkan itu kadang kita ucapkan ketika penyesalan itu muncul dari kesadaran anak. Bukan saat tengkuk anak merunduk mendengar nasehat kita (yang barangkali lebih tepat disebut omelan).

Kelima, tetaplah berpikir jernih saat menghukum anak. Keputusan-keputusan yang baik dapat kita ambil hanya ketika pikiran kita jernih. Tanpa itu, tindakan kita justru bisa memperpanjang masalah dan memperumit keadaan. Tetapi, lagi-lagi pikiran yang jernih hanya bisa muncul ketika hati kita tenang dan emosi kita terkendali. Dalam keadaan emosi meluap-luap dan amarah yang memuncak, sulit kita berpikir dengan tenang, rasional dan terarah. Ini berarti, kita perlu kendali diri yang kuat. Begitu kemarahan memuncak akibat ulah anak-anak yang senantiasa teriak-teriak, kita perlu segera meredakan gejolak. Kita perlu mendinginkan emosi. Jika kita tidak mampu melakukannya, tugas istri untuk mengingatkan.

Kalau boleh jujur, inilah bagian paling sulit yang saya rasakan: menata hati terus-menerus. Padahal semua berawal dari sini. Ya, segala sesuatu bergantung dari niatnya. Dan niat bukanlah apa yang kita katakan, tetapiapa yang menggerakkan kita untuk berbuat. Wallahu aŽÐam bishawab.

Keenam, kasih-sayang mendahului kemarahan. Meskipun kita memberi hukuman kepada anak, tunjukkanlah bahwa kita melakukannya karena didorong oleh rasa cinta dan kasih-sayang. Imbasnya, jangan berat hati untuk mengusap kepala mereka atau mengecup keningnya dengan mesra ketika mereka menunjukkan keinginan untuk memperbaiki diri. Tunjukkanlah kasih-sayang
sesudah menghukum, meski hati kita masih bergemuruh karena rasa jengkel yang belum pergi.

****

islam

ISLAM ITU MUDAH DAN SEDERHANA


Sesungguhnya inilah perjumpaan yang direstui oleh Allah S.W.T. kerana bukanlah tujuan kita berhimpun di sini untuk mendapat kesenangan dan kemewahan yang palsu, tetapi sebaliknya untuk kita memberi khidmat pada agama dan menyumbang untuk kebaikan umat kita. Oleh itu kita seharusnya mengucapkan ungkapan yang pernah diucapkan oleh orang-orang yang soleh di zaman silam, 'Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami. Kami yakin tanpa petunjuk Allah sudah pasti kami tidak mendapat sebarang petunjuk'.
Saya amat berasa berbahagia dan berbangga apabila saya berada di Institut Agama Islam Kerajaan Negeri yang menyediakan fakulti-fakulti pengajiannya di bidang-bidang perundangan Islam, bahasa Arab dan usuluddin. Sesungguhnya apa yang dapat dikatakan di sini bahawa al-Azhar al-Syarif adalah sebahagian daripada institut ini dan institut ini juga sebahagian daripada universiti al-Azhar al-Syarif.
Kita diikatkan dengan kalimah tauhid, kalimah ikhlas dan kepentingan umum yang ada kaitan dengan agama dan kehidupan kita.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda dalam hadithnya yang bermaksud:
'Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, tolong-menolong dan kemesraan sesama mereka adalah umpama satu badan di mana apabila satu anggota sakit, maka anggota lain pun turut mengalami kesusahan berjaga malam'.
Apabila saya berada di institut ini yang diasaskan atas takwa kepada Allah S.W.T. dan ia mewujudkan fakulti-fakulti perundangan Islam, bahasa Arab dan usuluddin maka saya merasa sungguh bahagia dan bertuah. Insya Allah pada masa yang akan datang, pengajian di institusi ini akan berkembang kepada fakulti-fakulti yang lain yang juga akan menyumbang kepada agama, kebenaran dan menerapkan nilai-nilai yang murni di kalangan pelajar-pelajarnya. Apa yang kita harapkan ialah semua fakulti-fakulti pengajian seperti ini tidaklah hanya wujud di negeri Kedah Darul Aman sahaja, malah ianya akan wujud juga di seluruh negeri-negeri yang ada di Negara Malaysia yang tercinta ini. Ini kerana umat yang ingin mencapai tahap umat yang maju seharusnya memiliki semua bidang ilmu pengetahuan yang ada dan berusaha sedaya upaya menyebarkan ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh pelosok negaranya. Dengan ilmu sahajalah umat akan menjadi maju. Cukuplah kalau saya nyatakan di sini bahawa dengan turunnya ayat pertama yang bermaksud: 'Bacalah.....' maka sudah cukup membuktikan pandangan Islam terhadap kepentingan ilmu dan nilainya.
Semua fakulti-fakulti ini iaitu Fakulti Syar’iah yang menitikberatkan soal-soal ilmu feqah, Fakulti Bahasa Arab yang menitikberatkan tentang selok-belok bahasa Arab, Fakulti Usuluddin yang menitikberatkan dari sudut aqidah dan juga fakulti-fakulti yang lain seperti Fakulti Perubatan, Pertanian, Sains, Kejuruteraan dan sebagainya, seandainya tersebar luas di kalangan umat Islam, maka ianya akan menjadi asas yang amat kuat dalam membina tamadun umat ini.
Rasulullah s.a.w. sendiri telah memberikan kepada kita sebaik-baik contoh betapa perlunya umat Islam menguasai ilmu yang berguna. Mereka sepatutnya mengamalkan ilmu tersebut bagi membela agamanya, menyumbang ke arah kebenaran dan menerapkan nilai-nilai murni dalam masyarakat. Dalam kitab Sahih Bukhari ada menyebut, setelah Rasulullah s.a.w. berhijrah ke Madinah, baginda memerintah Saidina Zaid bin Abi Thabit supaya mempelajari dua bahasa iaitu bahasa Sirianiah dan Ibriah. Saidina Zaid bin Thabit mempelajari kedua-dua bahasa tersebut dalam masa 12 hari sahaja. Kenapa Rasulullah memerintahkan sedemikian?
Ini kerana baginda tidak mahu umat Islam hanya menjadi 'ulama’' yang pandai dan bijak dari segi agama semata-mata. Rasulullah mahu melihat dari kalangan umat Islam cendekiawan-cendekiawan yang dapat menguasai bidang-bidang ilmu yang lain yang menjadi keperluan dalam kehidupan ini. Dan juga supaya umat Islam dapat mengelak dari tertipu dan terpedaya dengan umat-umat lain dengan menguasai bahasa-bahasa mereka. Demikianlah kata-kata hukama’: 'Barangsiapa menguasai bahasa sesuatu kaum itu, maka dia akan terselamat dari tipu daya mereka'.
Mereka yang berada di kalangan para ulama’ dan orang-orang yang mempelajari ilmu, pasti berasa amat gembira kerana golongan seperti ini adalah orang-orang yang baik yang dapat mengangkat martabat umat. Mereka juga akan terhindar dari sebarang penyelewengan dan ekstrim.
Manusia yang bukan Islam menurut kaca mata Islam terbahagi kepada tiga golongan:
Golongan Pertama:
Golongan yang bukan Islam yang tinggal di negara mereka manakala kita yang Islam tingal di negara kita. Mereka dengan aqidah mereka dan kita pula dengan aqidah kita. Dan mereka ini tidak berseteru dengan kita dan tidak menganggu ketenteraman kita. Dalam hal sebegini, kita boleh bertukar-tukar fikiran dan pengalaman dengan mereka ini di dalam skop yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya yang bermaksud:
'Maka selagi mereka berlaku lurus terhadap kamu, hendaklah kamu berlaku lurus pula terhadap mereka, sesungguhnya
Allah mengasihi orang-orang yang bertaqwa'.(Surah al-Taubah : 7)
Golongan Kedua:
Golongan yang bukan Islam yang tidak tinggal bersama kita. Mereka tinggal di negara sebelah Selatan, Utara atau di tempat-tempat lain lagi dan mereka ini mengambil tindakan berseteru dengan kita, memburukkan ekonomi kita dan menganggu kestabilan dan kepentingan kita. Islam telah meletakkan peraturan yang jelas berkenaan orang-orang seperti ini sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
'Dan perangilah kerana (menegakkan dan mempertahankan) agama Allah akan orang-orang yang memerangi kamu,
dan janganlah kamu menceroboh (dengan memulakan peperangan), kerana sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang menceroboh'.(Surah al-Baqarah : 190)
Golongan Ketiga:
Golongan yang bukan Islam yang tinggal bersama kita di sebuah negara dan mempunyai kepentingan bersama. Syariat Islam meletakkan satu peraturan yang perlu dipatuhi sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
'Bagi mereka apa-apa yang ada pada kita dan ke atas mereka apa-apa yang dikenakan ke atas kita'.
Dalam erti kata lain, kepentingan mereka sama dengan kepentingan kita dan hukuman ke atas mereka juga sama dengan hukuman yang dikenakan ke atas kita. Demikianlah kita dapati syariat Islam amat jelas dalam hal ini sebagaimana jelasnya matahari di waktu siang yang tiada sebarang kekaburan.
Syariat Islam amat jelas dari segi aqidah, ibadat, muamalat dan lain-lain lagi. Syariat Islam juga amat jelas dari segi Amar Makruf dan Nahi Mungkar. Contohnya dari sudut aqidah, syariat Islam mengajak manusia menyembah Allah semata-mata dan melarang manusia menyembah makhluk-makhluk yang lain. Terdapat berpuluh-puluh ayat al-Qur’an yang menyeru kita semua supaya memiliki aqidah yang betul dengan disertakan dalil-dalil yang membuktikan kebenarannya.
Sememangnya al-Qur’an apabila menyeru kita kepada sesuatu kebaikan maka ia akan mengemukakan bukti-bukti yang jelas terhadap kesan-kesan baik bagi seruan tersebut. Sebaliknya apabila Islam melarang anda dari melakukan sesuatu perkara, ia akan membuktikan kepada anda tentang implikasi buruk yang akan timbul dari perkara tersebut.
Kita dapati dalam al-Qur’an juga terdapat berpuluh-puluh dalil yang kuat yang membuktikan bahawa seluruh Rasul yang diutuskan adalah membawa ajaran Islam yang sama iaitu mentauhidkan Allah S.W.T. dengan sebenar-benarnya. Bacalah al-Qur’an dan anda akan dapati bahawa semua Rasul-Rasul yang diutuskan telah menyeru kaum mereka dengan seruan yang sama, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an yang bermaksud:
'Wahai kaumku! Sembahlah kamu akan Allah, (sebenarnya) tidak ada Tuhan bagi kamu selain daripada-Nya'.(Surah al-A’raf : 59)
Dalam surah al-Syura, Allah menjelaskan bahawa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. kepada kita ialah agama yang dibawa oleh Nabi pada zaman silam. Firman Allah yang bermaksud:
Allah telah menerangkan kepada kamu - di antara perkara-perkara agama yang Ia tetapkan hukumnya - apa yang telah diperintahkan-Nya kepada Nabi Nuh, dan yang telah Kami (Allah) wahikan kepadamu (wahai Muhammad), dan juga yang telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi Isa, iaitu: 'Tegakkanlah pendirian agama, dan janganlah kamu berpecah belah atau berselisihan pada dasarnya'.(Surah al-Syura : 13)
Demikianlah syariat Islam dalam ketegasannya berkenaan aqidah supaya insan-insan ini mentauhidkan Allah dan di waktu yang sama, melarang sekeras-kerasnya dari syirik dan pengaruhnya. Firman Allah yang bermaksud:
'Dan sesiapa yang mempersekutukan sesuatu yang lain dengan Allah, maka seolah-olah dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau dihumbankan oleh angin ke tempat yang jauh (yang membinasakan)'. (Surah al-Hajj : 31)
Begitu juga kita dapati, Islam menerapkan aqidah dalam hati kita dengan cara mengemukakan dalil-dalil yang logik supaya manusia dapat beriman dengan keimanan yang kuat, tidak mudah luntur dan pudar. Al-Qur’an juga tidak menyebut satu dalil sahaja bahkan ia mengemukakan berpuluh-puluh dalil supaya manusia berpuas hati dengan iman mereka. Ini kerana aqidah dan iman bukan sesuatu perkara yang boleh dijual beli. Sebagaimana saya pernah berkata: 'Saya tidak setuju dengan pendapat bahawa aqidah itu sebahagian dari kita, tetapi saya berpendapat bahawa kita adalah sebahagian dari aqidah'. Ini kerana sebab aqidahlah kita hidup dan sebab aqidahlah kita sanggup mati dan kerana akidahlah kita bersahabat dan kerana aqidah jugalah kita berseteru.
Oleh itu, apabila saya ditanya tentang gejala riddah (murtad), saya sendiri amat benci mendengarnya. Saya di pejabat al-Azhar, Mesir didatangi tiap-tiap hari oleh berpuluh-puluh orang untuk memeluk Islam. Sebagaimana yang pernah saya ceritakan betapa seorang perempuan tua yang menjangkau usia 80 tahun dari negara Denmark telah datang ke pejabat saya. Perempuan ini telah membaca al-Qur’an dan juga membaca hadith Nabi serta kitab-kitab agama Islam. Dia berkata, 'Mustahil Islam menganjurkan perseteruan sesama manusia bahkan sebaliknya agama Islam adalah agama yang sebenar'. Dia meninggalkan agama dan aqidahnya kerana dia berpuas hati dengan al-Qur’an yang mengajak manusia pada nilai-nilai yang baik dan tinggi. Akhirnya perempuan ini membawa hartanya dan datang ke pejabat saya lalu mengucap dua kalimah syahadah dan meminta supaya dapat tinggal di Mesir dan dikebumikan di sana.
Terfikirkah anda bahawa perempuan yang tua ini memeluk Islam kerana kebendaan atau kerana sesuatu kepuasan duniawi? Sekali-kali tidak. Tetapi dia memeluk Islam setelah dia berpuas hati dengan ajaran Islam yang difahaminya melalui pembacaan. Kita mendapati pada setiap hari ramai orang yang bukan Islam datang memeluk Islam, Alhamdulillah. Jika ada manusia
yang dikuasai oleh syaitan dan kehidupannya digadaikan kepada syaitan dan hawa nafsu, lalu dia tidak sembahyang, tidak berpuasa, tidak mengeluarkan zakat, tidak berbangga dengan ajaran Islam dan akhirnya dia bertindak meninggalkan Islam kerana dia tidak beriman dengan mana-mana agama dan tujuan hidupnya adalah semata-mata untuk bersuka ria maka manusia seperti inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah:
'Kalaulah mereka keluar bersama kamu, tidaklah mereka menambahkan kamu melainkan kerosakan'. (Surah al-Taubah : 47)
Manusia yang seperti ini sekiranya dia bertindak meninggalkan Islam dan keluar daripada agama Islam, maka sebenarnya Islam ketika itu telahpun selamat dari kejahatannya. Kita wajib mengambil tindakan ke atasnya sekiranya ia memburuk-burukkan Islam ataupun menyebut Islam dengan sesuatu yang bertentangan dengan kesucian Islam. Apabila ia bertindak sedemikian dia berhak dihukum dengan hukuman-hukuman yang sejajar dengan kesalahannya.
Aqidah juga satu perkara yang tidak boleh dipaksa sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
'Tidak ada paksaan dalam agama (Islam), kerana sesungguhnya telah nyata kebenaran (Islam) dari kesesatan (kufur)'. (Surah al-Baqarah : 256)
Sekiranya saya mengurung seorang musyrik dan saya memaksa dia beriman kepada Allah, adakah Islam mendapat sebarang faedah dari orang seperti ini? Pengislaman yang dipaksa tidak akan menghasilkan orang Islam yang benar-benar beriman tetapi sebaliknya ia akan mewujudkan pendusta-pendusta yang munafik. Aqidah sepatutnya menyerap di dalam diri seseorang Muslim sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuh badan manusia. Begitu juga apabila Islam meminta anda mengerjakan sesuatu ibadat, maka ia akan menyatakan faedah-faedahnya yang diperolehi daripada ibadat yang dianjurkan itu. Sebagai contoh, apabila al-Qur’an menyuruh kita bersolat maka al-Qur’an akan menyatakan kesan-kesan dan faedah-faedah yang baik dari solat itu sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
'Sesungguhnya sembahyang itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar'. (Surah al-Ankabut : 45)
Dan demikianlah juga dengan ibadat-ibadat yang lain. Pendek kata, segala ibadat dalam Islam akan membina nilai-nilai murni dalam diri manusia seperti ikhlas, benar, merendah diri dan sebagainya. Dan dalam waktu yang sama, ibadat juga akan menghindarkan kita dari sifat-sifat keji seperti syirik, takabbur, riak dan seumpamanya.
Dari segi muamalat iaitu perhubungan manusia dengan manusia maka kita juga dapati betapa syariat Islam amat jelas dan terang. Sudah semestinya saya berhajat kepada orang lain dan juga memerlukan kepada sesuatu barang seperti barang makanan, pakaian dan ubat-ubatan. Saya terpaksa sama ada membeli barang-barang itu dari orang lain ataupun berhutang atau sebagainya. Ini bererti bahawa manusia di dunia ini saling perlu memerlukan antara satu sama lain. Dalam al-Qur’an dijelaskan bahawa setiap orang dari kita dijadikan oleh Allah bagi berkhidmat dan membantu orang lain. Misalnya doktor semestinya dijadikan oleh Allah untuk berkhidmat kepada orang yang sakit, guru berkhidmat untuk murid dan begitulah seterusnya di mana kita mempunyai tugas masing-masing yang perlu dilaksanakan dengan cara yang paling baik. Oleh itu, Allah menjanjikan setiap mereka pahala yang besar sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud:
'Sesiapa yang beramal salih, dari lelaki atau perempuan, sedang ia beriman, maka sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik, dan sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan memberikan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka telah kerjakan'. (Surah al-Nahl : 97)
Dalam semua peraturan muamalat Islam, kita dapati ianya bercirikan kemudahan, keadilan, tiada unsur-unsur kezaliman dan penipuan. Semua jenis muamalat adalah diharuskan di dalam
Islam dengan didasarkan kepada keredhaan kedua-dua belah pihak dan tidak terkeluar daripada lingkungan apa yang dihalalkan oleh Allah S.W.T. Oleh sebab itulah maka kita dapati berpuluh-puluh bentuk muamalah Islamiah yang tersebut dalam kitab-kitab fekah mazhab Syafie, Maliki, Hanafi dan Hambali.
Dari sudut akhlak dan nilai-nilai murni pula kita dapati syariat Islam menyeru dan menganjurkan nilai-nilai yang tinggi lagi murni sepertimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadith-hadith Nabi. Bacalah al-Qur’an dan kita akan dapat berpuluh-puluh ayat yang menyentuh perkara-perkara ini seperti di dalam surah Luqman ketika Luqman berwasiat kepada anaknya. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:
'Hendaklah kamu bercakap benar, kerana bercakap benar akan menjadikan kamu orang yang baik, kebaikan pula akan membawa kamu ke syurga'.
Orang-orang yang dapat menerangkan dan menyeru umat manusia kepada nilai-nilai Islam yang tinggi lagi unggul dari segi aqidah, ibadat, muamalat dan akhlak ialah para ulama’ sama ada lelaki mahupun perempuan. Sesebuah negeri atau kampung yang mempunyai ramai cendekiawan-cendekiawan yang berhati mulia lagi diterangi dengan cahaya iman, maka negeri dan kampung tersebut memiliki sebilangan besar orang-orang yang membina dan tidak meruntuh, yang membangun dan tidak meroboh serta yang memperbaiki dan tidak merosakkan di dalam semua aspek kehidupan ini. Oleh itu, semua orang-orang ini pasti bertanggungjawab menjalankan tugas masing-masing dengan cara yang terbaik. Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
'Sesungguhnya Allah amat kasih kepada seseorang hamba yang tekun di dalam pekerjaannya'.
Sekiranya ini terdapat di dalam sesebuah negara, maka negara itu akan dapat menambah kemajuan, pembangunan, keselesaan hidup dan seterusnya akan mendapat restu dari Allah S.W.T.
Al-Azhar Syarif berjanji akan menyumbang sedaya upaya kami untuk kemajuan institut ini khususnya dan kepada seluruh umat Islam amnya. Percayalah bahawa negara Malaysia disanjung oleh tiap-tiap orang Mesir kerana kami amat mengenali teman-teman kami di Malaysia ini yang dianugerahkan sifat-sifat ketenangan, ketulusan fikiran yang waras, suka berbuat baik dan lain-lain lagi.
Kerana itulah maka kami semua merasa berbahagia apabila berada di negara ini. Saya secara peribadi amat suka kepada semua warga Malaysia sama ada pemimpin mahupun rakyat jelata. Mudah-mudahan Allah akan memberkati negara Malaysia ini dan juga negara-negara Islam yang lain.
Sekian terima kasih.
Ucapan Syeikh Al-Azhar
Di Institut Agama Islam Negeri Kedah (INSANIAH)
Pada 20 Ogos 1998

Tarikh : 20 August 1998
[Ruzita Binti Mokhtar]
Editor : PRO JAKIM [Zakaria Bin Othman]
Hits : 1298
7 Kalimat yang disukai Allah:



Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan

Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa laut.

1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.

2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.

3. Mengucap Astagfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut

4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.

5. Mengucap La haula wala quwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.

6. Mengucap Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.

7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang malam sehingga tak terpisah dari lidahnya

Dari tafsir hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, sambil lalu mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

inspirasi

Belum Haji Sudah Mabrur


Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta. Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri.
Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah. Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil, maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun. Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini. Dia sebatang kara. Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung kami. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta. Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.
Meski hidupnya sangat miskin, Yu Timah ingin mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun bersama emaknya. Setelah emaknya meninggal Yu Timah mengasuh seorang kemenakan. Dia biayai anak itu hingga tamat SD. Tapi ini zaman apa. Anak itu harus cari makan. Maka dia tersedot arus perdagangan pembantu rumah tangga dan lagi-lagi terdampar di Jakarta. Sudah empat tahun terakhir ini Yu Timah kembali hidup sebatang kara dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berjualan nasi bungkus. Untung di kampung kami ada pesantren kecil. Para santrinya adalah anak-anak petani yang biasa makan nasi seperti yang dijual Yu Timah.
Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya. Semiskin itu Yu Timah masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp 5.000 atau Rp 10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan sejak itu saya melihat Yu Timah memakai cincin emas. Yah, emas. Untuk orang seperti Yu Timah, setitik emas di jari adalah persoalan mengangkat harga diri. Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.
Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.
''Pak, saya mau mengambil tabungan,'' kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.
''O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup.
Bagaimana bila Senin?''
''Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak tergesa.''
''Mau ambil berapa?'' tanya saya.
''Enam ratus ribu, Pak.''
''Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?''
Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu. ''Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.''
Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata-katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.
''Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?''
''Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.''
''Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.''
Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang.
Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Kanjeng Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya. Mungkin saya juga begitu. Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kaubelikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji.
Diambil dari tulisan: Ahmad Tohari

sudahkah anda persiapkan

Bekal Menuju Surga

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani, Abu Darda berkata, "Rasulullah SAW telah memberi wasiat kepadaku agar aku melihat kepada orang yang lebih rendah daripadaku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, mencintai orang-orang miskin dan mendekati mereka, menyambung tali silaturahim dengan orang yang memutuskan hubungan denganku, berkata atas nama Allah dan tidak takut dalam menegakkan kebenaran di jalan Allah, tidak meminta apa pun dari orang lain, dan memperbanyak bacaan hawqalah.
Sesungguhnya semua itu adalah bekal menuju surga." Ada beberapa prinsip hidup yang terkandung dalam hadis di atas yang jika dipegang teguh akan mengantarkan setiap Muslim menjadi penghuni surga. Pertama, tidak tergoda oleh gemerlap kenikmatan dunia. Ia selalu melihat kepada orang yang lebih rendah dalam hal urusan dunia. Dengan begitu, ia tidak akan diperbudak oleh nafsu untuk mengejar kenikmatan dunia. Baginya, kepuasan yang sesungguhnya bukan karena melimpahnya harta dan benda, tetapi karena keberhasilannya mensyukuri nikmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah kekayaan itu dengan melimpahnya harta dan benda, melainkan kekayaan itu adalah kekayaan jiwa." (HR Abu Ya'la).
Kedua, meningkatkan ibadah sosial. Dalam hidup, setiap Muslim tidak hanya cukup dengan ibadah ritual tetapi juga ibadah sosial. Ini dapat dilakukan dengan memberi perhatian kepada orang miskin. Sikap ini akan melahirkan kesadaran bahwa hikmah perbedaan kondisi kehidupan manusia adalah agar satu sama lain saling menolong. Menyambung tali silaturahim dengan orang yang telah memutuskan hubungan dengan kita juga merupakan bentuk ibadah sosial. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang ikhlas dan berjiwa besar. Rasa kasih sayang telah mengalahkan prasangka buruk terhadap orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari Muslim).
Ketiga, berjuang menegakkan kebenaran di jalan Allah. Ini adalah perjuangan yang sangat mulia di sisi Allah. Orang yang yakin atas pertolongan Allah, ia tidak akan mundur dalam memperjuangkan kebenaran. Puncak kebahagiaan adalah ketika kebenaran berhasil mengalahkan kebatilan. Allah berfirman, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Dan janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran itu." (QS. 2:147).
Keempat, hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Ini berarti bahwa setiap orang diperintahkan untuk berusaha dan bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup sederhana dengan hasil keringat sendiri lebih baik daripada hidup berlimpah tetapi dari pemberian orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud AS itu makan dari hasil jerih payahnya sendiri." (HR. Bukhari).

berbusana

Aturan Islam mengenai busana
Prolog
Sudah seharusnya bagi seorang muslim itu beriman kepada Allah SWT, sehingga seorang yang mengaku beragama islam “tidak hanya dilihat di KTP nya saja” tetapi harus mencerminkan identitasnya sebagai seorang muslim yang bukti keimanannya adalah taat kepada aturan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dimana konsekuensi dari bukti keimanan kepada Allah SWT adalah terikat dengan hukum syara baik itu aturan yang mengatur habluminallah (hubungan manusia dengan Allah), habluminannas (hubungan manusia dengan manusia), habluminanafs (hubungan manusia dengan dirinya).
Ketika sebuah pertanyaan terlontar apakah yang dimaksud dengan wajib? jika dilakukan mendapat pahala jika tidak dilakukan maka hukumnya berdosa, seperti apa saja perkara yang wajib? maka kontan akan mejawab shalat, zakat, puasa, haji bagi yang mampu. Sobat muslimah… itu semua memang benar, ketika ditanya tentang pengertian wajib maka akan dengan refleks nya menjawab, begitu juga ketika ditanya tentang perkara yang wajib maka keempat hal itu yang mayoritas akan dijawab, tapi kalau dilihat lagi orang sering kali menjawab sesuatu yang wajib itu yang berkenaan dengan ibadah maghdah saja atau terkait dengan habluminallah,bagaimana dengan perkara yang lain? Yang sering terlupa adalah ketika aturan mengenai sesuatu yang wajib ini mengatur habluminanafs seperti busana, khususnya busana yang harus dikenakan muslimah, seringkali orang mengenakan busana mengikuti aturan dirinya atau mode yang sedang trend saat ini, sehingga kebanyakan dari para muslimah kita adalah korban dari hadlarah (peradaban) barat, yang mengorbankan apapun demi mode dan pengakuannya dihadapan manusia, tidak lagi merasa berdosa ketika auratnya terbuka atau ketika tidak memakai busana sesuai dengan aturan syara. Tetapi tidak sedikit juga yang menyadari memakai busana muslimah adalah sesuatu yang wajib, semoga kewajiban itu bukan karena perintah dari sekolah, instansi atau karena suruhan suami tetapi perlu disadari betul bahwa itu adalah perintah dari Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan kita dan alam semesta.
Aurat
Jadi, seperti apa busana muslimah itu? Perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa seluruh tubuh wanita itu adalah aurat kecuali muka dan telapak tangannya, aurat adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian tubuh laki-laki dan perempuan yang harus ditutupi ketika berhadapan dengan orang lain, leher perempuan adalah aurat, punggungnya, demikian juga rambutnya walaupun yang terlihat hanya sehelai saja tetap saja aurat, ada beberapa tingkatan aurat, seberapa jauh aurat itu harus ditutup tergantung pada orang-orang yang berada di sekelilingnya.
Aurat wanita dibedakan menjadi dua kelompok, yakni:
1. Aurat Ghalidha, yang meliputi semua anggota badan antara dada hingga ke lutut.
2. Aurat Khafifah, yang meliputi semua anggota tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan, harus ditutup setiap kali seorang perempuan berada ditempat umum atau pada saat saat tertentu dimana seorang laki-laki asing bisa melihatnya.
Bila wanita berada di tempat khusus, seperti didalam rumahnya dan disana ada laki-laki mahramnya atau wanita lain, maka ia harus menutup aurat ghalidhanya akan tetapi boleh membuka aurat khafifahnya, seorang wanita hanya boleh menampakan semua anggota tubuhnya termasuk aurat ghalidanya hanya kepada suaminya semata. Dan menutup aurat itu hanyalah salah satu syarat bukan satu-satunya syarat dalam berbusana.
Jilbab dan Khimar
Sering terjadi kesalahpahaman ditengah-tengah masyarakat tak sedikit orang yang menyangka bahwa jilbab adalah kerudung (khimar) bahkan ada anggapan kerudung itu yang wajib dikenakan wanita sehingga mengakibatkan bias atas pemahaman yang sebenarnya mengenai pakaian muslimah atau jilbab itu sendiri. Pakaian wanita dalam kehidupan umum ada 2 (dua), yaitu baju bawah (libas asfal) yang disebut dengan jilbab, dan baju atas (libas a’la) yaitu khimar (kerudung). Kalau kita lihat dari pengertiannya,
o Khimar yaitu kain penutup kepala atau kerudung yang menutupi seluruh rambutnya serta diulurkan hingga menutupi leher dan dada.
o Jilbab yaitu baju kurung (baju longgar) yang menutupi seluruh bagian tubuh dan tidak tipis sehingga dapat menyembunyikan pakaian kesehariannya,
a. Khimar
Firman Allah tentang khimar dalam QS. An-nur (24) : 31
”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Sebagaiman firman-Nya walyudhribna bi khumurihinna ’ala juyubihinna, lafadz al-khumuru adalah bentuk jamak dari al-khimaaru, yang berarti sesuatu yang dapat menutupi kepalanya. Lafadz al-Juyuub adalah jamak dari al-Jayb yang berarti bagian kerah baju tempat masuknyakepala saat mengenakan baju, dan biasanya ada kancing dibawahnya yang dapat dibuka hingga kepala bisa masuk. Maka yang wajib ditutup adalah kepala, leher,dan bagian dada yang terbuka karena adanya kancing tempat masuknya kepala.
b. Jilbab
Dalam kitab Al Mu’jam Al Wasith karya Dr. Ibrahim Anis (Kairo : Darul Maarif) halaman 128, jilbab diartikan sebagai “Ats tsaubul musytamil ‘alal jasadi kullihi” (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), atau “Ma yulbasu fauqa ats tsiyab kal milhafah” (pakaian luar yang dikenakan di atas pakaian rumah, seperti milhafah (baju terusan), atau “Al Mula`ah tasytamilu biha al mar`ah” (pakaian luar yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuh wanita). Hadist Rasulullah SAW mengenai jilbab
’Dari Ummu Athiyah ra. Mengatakan Rasullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari raya idul fitri dan idul adha, baik gadis-gadis, wanita-wanita yang sedang haidh, maupun yang sudah kawin. Mereka yang sedang haidh tidak mengikuti shalat dan hanya mendengarkan kabaikan serta nasehat-nasehat kepada kaum muslimin. Maka Ummu Athiyah berkata: ya Rasulullah, ada seseorang yang tidak memiliki jilbab. Maka Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbab kepadanya.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasai)
Wanita tersebut tidak memiliki pakaian yang dapat menutupi pakaian sehari-harinya tatkala keluar rumah. Maka rasul memerintahkannya untuk meminjam jilbab kepada saudaranya atau temannya artinya siapapun ia sebagai seorang wanita maka wajib mengenakan jilbab.
firman Allah tentang jilbab dalam QS. Al-Ahzab (33) : 59
”Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
jilbab, disyaratkan tidak boleh potongan, tetapi harus terulur sampai ke bawah sampai menutup kedua kaki, dalam ayat tsb kata ”yudniina ’alaihinna min jalaabibihinna” . Yudniina adalah yurkhiina ila asfal (mengulurkan sampai ke bawah/kedua kaki). Penafsiran ini –yaitu idnaa` berarti irkhaa` ila asfal yakni mengulurkan atau memanjangkan. diperkuat dengan dengan hadits Ibnu Umar bahwa dia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda :

“Barang siapa yang melabuhkan/menghela bajunya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat nanti.’ Lalu Ummu Salamah berkata,’Lalu apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung-ujung pakaian mereka (bi dzuyulihinna) .” Nabi SAW menjawab,’Hendaklah mereka mengulurkannya (yurkhiina) sejengkal (syibran)’(yakni dari separoh betis). Ummu Salamah menjawab,’Kalau begitu, kaki-kaki mereka akan tersingkap.’ Lalu Nabi menjawab,’Hendaklah mereka mengulurkannya sehasta (fa yurkhiina dzira`an) dan jangan mereka menambah lagi dari itu.” (HR. At-Tirmidzi Juz III, hal. 47; hadits sahih) (Al-Albani, 2001 : 89)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa pada masa Nabi SAW, pakaian luar yang dikenakan wanita di atas pakaian rumah --yaitu jilbab-- telah diulurkan sampai ke bawah hingga menutupi kedua kaki.
Berarti jilbab adalah terusan, bukan potongan. Sebab kalau potongan, tidak bisa terulur sampai bawah. Atau dengan kata lain, dengan pakaian potongan seorang wanita muslimah dianggap belum melaksanakan perintah “yudniina ‘alaihinna min jalaabibihina” (Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya). Di samping itu kata min dalam ayat tersebut bukan min lit tab’idh (yang menunjukkan arti sebagian) tapi merupakan min lil bayan (menunjukkan penjelasan jenis). Jadi artinya bukanlah “Hendaklah mereka mengulurkan sebagian jilbab-jilbab mereka” (sehingga boleh potongan), melainkan Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka (sehingga jilbab harus terusan).(An-Nabhani, 1990 : 45-51)
Ending
Apa yang dibahas disini hanyalah salah satu dari sekian banyak aturan Allah yang diacuhkan manusia, sungguh aturan (nizham) yang Allah turunkan begitu... sempurna dari A sampai Z, tapi mengapa masih mencari aturan yang lain? lalu apakah masih akan tetap mengadopsi aturan thagut dan berpaling dari aturan sang Khaliq?? aturan yang diberikan bukanlah untuk mengekang manusia, tetapi rasa sayang Allah kepada hamba-Nya, aturan menjadi semacam rambu-rambu agar kita selalu berada dijalan yang benar yang diridhai Allah, bisa kita coba bayangkan kalo gak ada rambu-rambu dijalan raya..pasti macet kan?kecelakaan lalu lintas?udah pasti, nah.. seperti itulah kira-kira analoginya, rasanya gak kebayang ya.. sobat muslimah kalau manusia yang membuat sendiri aturannya baik itu aturan yang menyangkut hubungan dengan tuhannya, dengan dirinya atau antar manusia, pikiran manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain bahkan yang kembar sekalipun, dapatkah dibayangkan kalau setiap manusia membuat aturannya sendiri sesuai dengan jalan pikirannya dikalikan dengan jumlah manusia yang ada di dunia ini, si A membuat aturan sendiri demikian juga si B, si C dan seterusnya.. . apa kira-kira yang akan terjadi????? ?? tentu kekacauan yang akan kita rasakan lebih hebat dari yang kita rasakan sekarang, SO BACK TO SYARIAH!!!!

renungan

Adakah yang akan mendoakan kita?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh, seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!" "Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." Kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya. Dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku. Jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang. Jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu. Sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu" .

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil,putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharapakan kesembuhanmu"

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,"Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya. Dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini.Timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya. Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini. Penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa untuknya sebanyak 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?" Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah". Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur dikursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,"Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu! ! Kau tidak jadi meninggal. Karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00". Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan? Kata si pengusaha pelan. "Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja, dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri,"

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.

Pelajaran yang bisa dipetik:

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas, tidak punya waktu, merasa terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja. Padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya, dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia. Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain... sebaliknya, perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Berbuat sesuatu dengan ikhlas, kita tidak tau kapan tepatnya kita akan mendapatkan ganjaran atas perbuatan yang telah kita lakukan.