zona muslim
blog ini berisi tentang semua yang berhubungan dengan islam..semoga bermanfaat..jangan lupa komentarnya
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
(QS. HUD:69)
widget lain
(QS. HUD:69)
widget lain
Thursday, January 24, 2013
About Rasulullah SAW
Jika
ada yang bilang bahwa Nabi Muhammad SAW itu orang yang miskin maka itu
SALAH BESAR. Itu hanya berita kiriman dari musuh-musuh Islam yang akan
menempa atau mempengaruhi pikiran umat muslim.
Bukti yang sepatutnya kita ketahui dan sadari adalah..
1. Rasulullah melamar Khadijah r.a dengan apa?
Nah, pasti sahabat lupa nih yee..tau ga berapa?
SERATUS EKOR UNTA. 1 ekor unta= -+20juta x 100 ekor = -+ 2 milyar.
So, mungkinkah seorang yang dikatakan miskin melamar dengan jumlah sebesar itu.
2. Rasulullah adalah pedagang handal dan jujur. Dan Ia berdagang secara
expor impor. Yaitu sampai ke Suria. Diibaratkan Indonesia - Australia.
Nah, mana mungkin uang beliau sedikit? Ya?
Jadi, asal sahabat tau aja. Itu hanya beberapa fakta saja. Maka Rasulullah itu selain kaya hati Ia juga Konglomerat loh..
Dan jika memang ada kisah Rasulullah tidur diatas tikar saja ataupun
pelepah kurma itu karena beliau adalah konglomerat yang sederhana dan
hartanya hanya dihabiskan untuk jihad dan umat juga agama.
Maka
sahabat jika kita mengaku cinta kepada beliau lakukanlah sunnah beliau
jadikan Ia tauladan sejati dalam hidup dan diri kita. Maka sederhanalah.
Kuatamaan dan Adab berjabat tangan (mushafahah)
“Sesungguhnya
seorang mukmin apabila bertemu dg mukmin yg lain, lalu ia mengucapkan
salam & mengambil tangannya utk berjabat tangan, mk akan berguguran
kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana berguguran daun2 pepohonan”(HR
Al Mundziri)
Berikut beberapa adab dalam berjabat tangan :
1. Mengucapkan salam sebelum berjabat tangan dan niat karena Allah
Rasulullah SAW bersabda " Tidaklah bagi dua orang Muslim yang bertemu,
hingga salah satu dari mereka mengucap salam dan berjabat tangan, dan
tidak berjabat tangan kecuali karena Allah, maka keduanya tidak
berpisah, kecuali setelah keduanya diampuni." (HR Ahmad).
2. Tidak segera melepas jabat tangan
Dari Ya'qub bin Sufyan Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah SAW, jika
berjabat tangan dengan orang lain atau orang lain menjabat tangan
beliau, maka beliau tidak melepas kecuali setelah pihak lain melepas
tangannya terlebih dahulu. (HR At-Tirmidzi).
3. Tidak memalingkan pandangan
Dari Ya'qub bin Sufyan (RA), bahwa Rasulullah SAW tidak memalingkan
pandangan dari pihak yang berjabat tangan dengan beliau sampai ia
berlalu meninggalkan beliau. (HR At-Tirmidzi)
4. Menampakkan rasa kecintaan saat berjabat tangan
Beberapa ulama berpendapat bahwa menggerak-gerakkan tangan saat
berjabat tangan termasuk hal yang dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk
menampakkan rasa kecintaan terhadap pihak yang diajak berjabat tangan
(Hasiyah Al-Adawi).
5. Tidak berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram
Jumhur ulama berpendapat bahwa berjabat tangan dengan lawan jenis
dilarang secara mutlak. Pendapat ini berpijak pada sebuah Hadits, bahwa
Aisyah RA pernah mengatakan, "Demi Allah, tidak ada wanita yang
menyentuh tangan Rasulullah SAW saat bai'at.." (HR Al-Bukhari).
Yuk kita amalkan......^_^
kutipan 1 (Tausiyah dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam)
Bermula segala puji dan syukur hanya milik-Nya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ialah Allah Tuhan Seru sekalian Alam.
Ialah Allah Raja yang menguasai segala kekuasaan.
Ialah Allah yang namanya telah ada sejak zaman azali hingga akhir zaman.
Ia berdiri didalam kekuasaan-Nya.
Ialah Allah yang dimana seluruh jiwa, nyawa, dan ruh makhluk-Nya berada didalam genggaman-Nya.
Ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Yang Maha Mulia dari segala sesuatu yang Mulia,
Yang Mulia selain Allah, ' Hina '.
Ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Yang Maha Tinggi dari segala sesuatu yang Tinggi,
Yang Tinggi selain Allah, ' Rendah '.
Ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Yang Maha Kaya dari segala sesuatu yang Kaya,
Yang Kaya selain Allah, ' miskin '.
Ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Yang Maha Besar dari segala sesuatu yang Besar,
Yang Besar selain Allah, ' Kecil '.
Ialah Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Yang Maha Hidup dari segala sesuatu yang Hidup,
Yang Hidup selain Allah pasti akan mati.
Yang ada selain Allah, pasti akan tiada.
Yang wujud selain Allah, pasti akan binasa.
Sedangkan Hidupnya Allah, Adanya Allah, wujudnya Allah, selama-lamanya
tidak akan pernah tiada, tidak akan pernah mati, dan tidak akan pernah
musnah selama-lamanya Ia akan selalu hidup.
dan Ialah Allah,
Yang memegang nyawa saya dan nyawa kita semua yang hadir di majelis
untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ini,
bahwasanya Allah saat ini sedang memandang kita dengan pandangan kasih sayang-Nya.
- Keturunan Rasulullah Saw -
( Tanggal 19-03-2012, bertempat di Masjid Agung At-Taqwa Balikpapan, Kalimantan Timur)
RENUNGAN UNTUK-KU, UNTUK-MU, DAN UNTUK KITA SEMUA
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ
Aku heran dengan diri-ku..
Aku tau setiap detik yang ku lalui
tak akan pernah bisa kembali.
Setiap kejadian yang telah terjadi
tak akan bisa ku putar kembali.
Setiap umur yang telah pergi tak
bisa aku minta kembali.
Tapi di balik itu semua kematian-
ku semakin mendekati.
Aku tau kematian itu mengintai-
ku, tapi kenapa aku hobi sekali
bermaksiat.?
Aku tidak menjalan-kan perintah-
NYA dan justru aku melakukan
apa yang di larang-NYA.
Aku tidak menutup aurat-ku, aku
pertonton-kan aurat-ku kepada
lawan jenis-ku, aku tidak
berjilbab, aku melawan orang tua-
ku.
Aku,,aku,,aku,, ??
Aku juga tidak mengikuti Sunnah
Rasul, bahkan aku menentangnya.
Aku di berikan mata, tapi tidak
aku gunakan untuk membaca Al-
Qur'an.
Aku punya mulut, tapi selalu aku
gunakan untuk ghibah.
Aku punya telinga, tapi tidak aku
gunakan untuk mendengar
tausiah.
Aku punya akal, tapi tidak aku
gunakan untuk memikirkan mati.
Aku hanya gunakan untuk
memikirkan dunia yang hanya
akan menghancurkan-k u saja.
Aku merasa malu ketika aku
menutupi aurat-ku.
Aku merasa malu bila aku tidak
punya pacar.
Tapi aku tidak pernah malu
kepada Allah ketika aku
bermaksiat kepada-NYA.
Lihat-lah dunia maya..!
Begitu bangga nya diri-ku ketika
aku pajang foto-ku dengan pacar-
ku, walau aku tau belum tentu
pacar-ku menjadi suami atau Istri-
ku kelak.
Ketika aku pajang foto-ku dengan
pacar-ku, aku cantik, aku ganteng,
banyak orang yang memuji aku,
banyak orang yang jatuh cinta
kepada-ku.
Tapi kenapa aku tidak berfikir
kalau wajah ini akan tua, keriput
dan menjadi bangkai di makan
ulat.
Lalu apa yang aku
banggakan dari diri-ku..??
Kaya, ganteng, cantik, sarjana,
doktor, profesor..??
Bukan-kah semua itu akan
menjadi bangkai..??
Bukan-kah semua itu akan
bergelar
Almarhum..?!
Tapi aku begitu bangganya
dengan diri-ku.
Wahai diri-ku pemuja hawa nafsu.
Menangis-lah..!
Istighfar-lah.!
Sudah-kah engkau tunai-kan
hajat-NYA..??
Sudah-kah engkau bersyukur atas
nafas, wajah, jasad, dan
kesehatan..??
Lihat-lah kematian itu bisa datang
kapan saja kepada-mu..!
Menangis-lah..!
Semoga airmata itu bisa
menghapus dosa-dosa-mu..
Aamiin Allahumma aamiin yaa
Rabbil'alamin.. !
Akhirul kalam..
ﻭَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ
Sunday, March 18, 2012
Wednesday, March 7, 2012
doa anak sholeh
Dalam agama Islam diajarkan bahwa ada tiga amalan yang akan terus
mengalir pahalanya walau pemiliknya telah tinggalkan dunia fana yaitu ;
1.ilmu yang bermanfaat
2.amal jariyah dan
3.doa anak sholeh
Ini bermakna bahwa orang tua diminta untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh yang kelak diharapkan akan terus mendoakan orang tuanya. Pesan dari ajaran tersebut adalah pesan tentang pendidikan, pendidikan kepada anak, yang ganjarannya begitu menggiurkan karena pahalanya akan terus mengalir meski kita sudah meninggal.
Ada sebuah doa yang dikenal dengan nama ‘Doa Anak Sholeh’ dan yang diajarkan oleh hampir semua orang tua muslim kepada anak-anak mereka dengan harapan agar anak-anak mereka mau mendoakan mereka dengan doa ini. Begini bunyinya :
“ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO”
Artinya dalam Bahasa Indonesia : “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”
Doa ini begitu populernya sehingga hampir semua anak di sekolah hafal dengan doa ini. Doa ini juga cukup pendek dan sangat mudah dihafalkan oleh anak-anak. Dalam jangka waktu singkat anak balita bisa mengingat dan menghafalnya. Akan sungguh mengggemaskan jika kita mendengar anak balita yang masih cedal membacakan doa ini. Kalau anak kita bisa membaca doa ini rasanya hati orang tua langsung ‘mak nyes’, adem dan bahagia!
Meski kita berusaha mengajarkan doa ini kepada anak-anak kita, pernahkah kita benar-benar memperhatikan dan memahami makna dari doa ini? Sebagai seorang pendidik saya sungguh takjub dengan pesan yang hendak disampaikan oleh doa ini. Coba perhatikan kalimatnya baik-baik dan pikirkan mengapa doanya seperti itu. Mengapa anak-anak kita diminta untuk berdoa agar orang tuanya disayangi ‘sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil’? Mengapa redaksinya bukan ‘sebagaimana mereka menyayangiku selama ini’, umpamanya. Mengapa justru ditekankan ‘sewaktu aku masih kecil’? Apakah doa ini hanya berlaku bagi anak yang masih kecil saja dan jika sudah lebih dewasa maka redaksinya akan diubah menjadi. :”Sewaktu aku ABG, atau sewaktu dewasa’, umpamanya? Tidak. Doa itu redaksinya tidak berubah redaksinya meski kita mendoakan orang tua kita ketika kita sendiri telah tua. Redaksinya tidak berubah dan tidak perlu diubah.
Lantas mengapa begitu redaksinya?
Menurut saya, doa ini mengandung pesan pendidikan yang sungguh dalam bagi para orang tua. Jadi sebenarnya doa ini memang pesannya UNTUK ORANG TUA dan bukan untuk si anak. Melalui doa ini terkandung pesan untuk meminta agar orang tua mendidik dan menyayangi anaknya dengan sebaik-baiknya, khususnya SEWAKTU KECIL. Para orang tua diminta untuk mencurahkan kasih sayangnya sepenuh-penuhnya kepada anaknya sewaktu kecil karena sewaktu kecil itulah anak-anak kita membutuhkan kasih sayang yang tak terhingga sebagai bekal bagi mereka mengarungi hidup sewaktu besar nantinya. Dengan kasih sayang yang berlimpah dan pendidikan yang baik pada waktu kecil (bukan berarti memanjakannya) maka sang anak akan punya fondasi mental dan spiritual yang kuat dalam menghadapi hidup mereka di masa dewasa nantinya. Dengan doa ini seolah hendak dikatakan kepada para orang tua,:”Wahai para orang tua, sayangilah anak-anakmu sebaik-baiknya pada saat mereka masih kecil. Berikan semua yang terbaik darimu kepada anak-anakmu ketika mereka masih kecil. Janganlah sampai mereka mendapati hal yang buruk dan tidak baik darimu ketika mereka masih kecil. Janganlah sampai engkau menunjukkan sikap kasar, keras dan kejammu pada anakmu waktu masih kecil karena Tuhanmu akan mengganjarmu sesuai dengan perbuatanmu pada anakmu ketika masih kecil (dan bukan pada masa yang lain)”
Secara alami orang tua memang sangat menyayangi anak-anak mereka ketika masih kecil. Itu masa-masa ketika orang tua sangat menyayangi dan melindungi anak-anak mereka. Mereka melimpahinya dengan berbagai pujian dan hadiah. Pelukan dan ciuman datang tak henti-hentinya. Kata-kata lembut dan panggilan sayang berhamburan. Rasanya apa saja yang diminta oleh anak sewaktu ia masih kecil segera dituruti dan diusahakan dengan sungguh-sungguh. Para orang tua biasanya menolerir semua kesalahan anak-anak mereka dan tidak marah meskipun anak memecahkan barang orang tua yang paling disayangi.
Hal ini tentu berbeda dengan ketika anak sudah cukup besar. Pada saat itu orang tua sudah mulai kurang toleran. Pujian semakin berkurang dan hukuman semakin banyak. Raut muka dan tutur kata sudah mulai berubah. Pendek kata kasih sayang orang tua sudah berbeda dengan ketika anak masih kecil. Itulah sebabnya doa tersebut menyebutkan secara spesifik WAKTU TERINDAH dalam hubungan anak dan orang tua, yaitu ‘sewaktu masih kecil’. Orang tua akan dimintakan ganjaran kepada Tuhan pengampunan dosa dan balasan kasih sayang yang terbaik dari Allah sebagaimana mereka melakukan hal yang terbaik kepada anak mereka sewaktu mereka masih kecil.
Jadi dengan redaksi doa itu kita sebenarnya diminta untuk menyayangi anak-anak kita ‘habis-habisan’ ketika mereka masih kecil karena upaya kita pada saat itulah yang akan menjadi perhitungan untuk balasannya dari Allah kelak. Hal itu juga sesuai dengan kebutuhan anak yang memerlukan kasih sayang yang berlimpah ketika masih kecil karena mereka benar-benar masih sangat bergantung pada orang tua pada saat itu. Hal itu juga sesuai dengan fitrahnya orang tua yang masih benar-benar ‘all-out’ dalam menyayangi anaknya ketika masih kecil. Doa itu memang mengandung pesan pendidikan luar biasa!
Jadi jika Anda masih punya anak kecil yang akan Anda jari doa tersebut jangan lupa bahwa doa itu sebenarnya pesan dari Tuhan kepada Anda. Berikan yang terbaik dan terindah dari Anda kepada anak-anak Anda yang masih kecil tersebut. Dengan demikian doa mereka akan sungguh-sungguh dan menghasilkan buah pahala yang tidak putus-putusnya.
1.ilmu yang bermanfaat
2.amal jariyah dan
3.doa anak sholeh
Ini bermakna bahwa orang tua diminta untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh yang kelak diharapkan akan terus mendoakan orang tuanya. Pesan dari ajaran tersebut adalah pesan tentang pendidikan, pendidikan kepada anak, yang ganjarannya begitu menggiurkan karena pahalanya akan terus mengalir meski kita sudah meninggal.
Ada sebuah doa yang dikenal dengan nama ‘Doa Anak Sholeh’ dan yang diajarkan oleh hampir semua orang tua muslim kepada anak-anak mereka dengan harapan agar anak-anak mereka mau mendoakan mereka dengan doa ini. Begini bunyinya :
“ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO”
Artinya dalam Bahasa Indonesia : “ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”
Doa ini begitu populernya sehingga hampir semua anak di sekolah hafal dengan doa ini. Doa ini juga cukup pendek dan sangat mudah dihafalkan oleh anak-anak. Dalam jangka waktu singkat anak balita bisa mengingat dan menghafalnya. Akan sungguh mengggemaskan jika kita mendengar anak balita yang masih cedal membacakan doa ini. Kalau anak kita bisa membaca doa ini rasanya hati orang tua langsung ‘mak nyes’, adem dan bahagia!
Meski kita berusaha mengajarkan doa ini kepada anak-anak kita, pernahkah kita benar-benar memperhatikan dan memahami makna dari doa ini? Sebagai seorang pendidik saya sungguh takjub dengan pesan yang hendak disampaikan oleh doa ini. Coba perhatikan kalimatnya baik-baik dan pikirkan mengapa doanya seperti itu. Mengapa anak-anak kita diminta untuk berdoa agar orang tuanya disayangi ‘sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil’? Mengapa redaksinya bukan ‘sebagaimana mereka menyayangiku selama ini’, umpamanya. Mengapa justru ditekankan ‘sewaktu aku masih kecil’? Apakah doa ini hanya berlaku bagi anak yang masih kecil saja dan jika sudah lebih dewasa maka redaksinya akan diubah menjadi. :”Sewaktu aku ABG, atau sewaktu dewasa’, umpamanya? Tidak. Doa itu redaksinya tidak berubah redaksinya meski kita mendoakan orang tua kita ketika kita sendiri telah tua. Redaksinya tidak berubah dan tidak perlu diubah.
Lantas mengapa begitu redaksinya?
Menurut saya, doa ini mengandung pesan pendidikan yang sungguh dalam bagi para orang tua. Jadi sebenarnya doa ini memang pesannya UNTUK ORANG TUA dan bukan untuk si anak. Melalui doa ini terkandung pesan untuk meminta agar orang tua mendidik dan menyayangi anaknya dengan sebaik-baiknya, khususnya SEWAKTU KECIL. Para orang tua diminta untuk mencurahkan kasih sayangnya sepenuh-penuhnya kepada anaknya sewaktu kecil karena sewaktu kecil itulah anak-anak kita membutuhkan kasih sayang yang tak terhingga sebagai bekal bagi mereka mengarungi hidup sewaktu besar nantinya. Dengan kasih sayang yang berlimpah dan pendidikan yang baik pada waktu kecil (bukan berarti memanjakannya) maka sang anak akan punya fondasi mental dan spiritual yang kuat dalam menghadapi hidup mereka di masa dewasa nantinya. Dengan doa ini seolah hendak dikatakan kepada para orang tua,:”Wahai para orang tua, sayangilah anak-anakmu sebaik-baiknya pada saat mereka masih kecil. Berikan semua yang terbaik darimu kepada anak-anakmu ketika mereka masih kecil. Janganlah sampai mereka mendapati hal yang buruk dan tidak baik darimu ketika mereka masih kecil. Janganlah sampai engkau menunjukkan sikap kasar, keras dan kejammu pada anakmu waktu masih kecil karena Tuhanmu akan mengganjarmu sesuai dengan perbuatanmu pada anakmu ketika masih kecil (dan bukan pada masa yang lain)”
Secara alami orang tua memang sangat menyayangi anak-anak mereka ketika masih kecil. Itu masa-masa ketika orang tua sangat menyayangi dan melindungi anak-anak mereka. Mereka melimpahinya dengan berbagai pujian dan hadiah. Pelukan dan ciuman datang tak henti-hentinya. Kata-kata lembut dan panggilan sayang berhamburan. Rasanya apa saja yang diminta oleh anak sewaktu ia masih kecil segera dituruti dan diusahakan dengan sungguh-sungguh. Para orang tua biasanya menolerir semua kesalahan anak-anak mereka dan tidak marah meskipun anak memecahkan barang orang tua yang paling disayangi.
Hal ini tentu berbeda dengan ketika anak sudah cukup besar. Pada saat itu orang tua sudah mulai kurang toleran. Pujian semakin berkurang dan hukuman semakin banyak. Raut muka dan tutur kata sudah mulai berubah. Pendek kata kasih sayang orang tua sudah berbeda dengan ketika anak masih kecil. Itulah sebabnya doa tersebut menyebutkan secara spesifik WAKTU TERINDAH dalam hubungan anak dan orang tua, yaitu ‘sewaktu masih kecil’. Orang tua akan dimintakan ganjaran kepada Tuhan pengampunan dosa dan balasan kasih sayang yang terbaik dari Allah sebagaimana mereka melakukan hal yang terbaik kepada anak mereka sewaktu mereka masih kecil.
Jadi dengan redaksi doa itu kita sebenarnya diminta untuk menyayangi anak-anak kita ‘habis-habisan’ ketika mereka masih kecil karena upaya kita pada saat itulah yang akan menjadi perhitungan untuk balasannya dari Allah kelak. Hal itu juga sesuai dengan kebutuhan anak yang memerlukan kasih sayang yang berlimpah ketika masih kecil karena mereka benar-benar masih sangat bergantung pada orang tua pada saat itu. Hal itu juga sesuai dengan fitrahnya orang tua yang masih benar-benar ‘all-out’ dalam menyayangi anaknya ketika masih kecil. Doa itu memang mengandung pesan pendidikan luar biasa!
Jadi jika Anda masih punya anak kecil yang akan Anda jari doa tersebut jangan lupa bahwa doa itu sebenarnya pesan dari Tuhan kepada Anda. Berikan yang terbaik dan terindah dari Anda kepada anak-anak Anda yang masih kecil tersebut. Dengan demikian doa mereka akan sungguh-sungguh dan menghasilkan buah pahala yang tidak putus-putusnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)